Sebuah Filosofi Tentang Air dan Laut

Air yang berasal dari pegunungan mengalir melalui sungai..
Namun air tersebut tidak seluruhnya sampai ke muara sungai atau lautan..
Ada yang meresap ke dalam tanah, ada yang menguap karena panas matahari, dan diambil oleh manusia, serta ada yang berubah warna atau kandungannya..
Air jernih berubah menjadi coklat dan keruh ketika sampai di muara sungai..
Dan menjadi jernih kembali ketika sampai di lautan..



Ibarat seorang manusia yang baru terlahir, air pegunungan yang sangat jernih..
Kemudian dalam perjalanan hidupnya, manusia banyak melalui rintangan dan tantangan..
Tidak sedikit manusia yang tidak sampai ke lautan, yang telah berubah warna hidupnya..
Halangan dan rintangan bak air yang tersengat matahari dan menguap, seperti air yang tertelan oleh tanah, dan juga seperti air yang terkontaminasi oleh lingkungan..
Seperti itulah perjalanan hidup manusia, penuh dengan makna dan arti..
Sesampainya di muara sungai, semua menjadi keruh..
Namun setelah itu, dia bertemu manusia-manusia lain di lautan..


Laut ibarat seorang manusia yang mencapai kebahagiaannya..
Laut memberikan kehidupan kepada biota-biota laut..
Ombak dan gelombang laut menghempas terumbu karang menjadikannya serpihan karang yang membentuk pantai berpasir putih nan indah..
Begitulah ketika seorang telah mencapai makna hidupnya..
Jadilah Laut, karena kita berasal dari sumber yang sama..
Jadilah Laut, karena orang yang biasa mampu menjadi orang yang luar biasa..
Seperti laut yang memberikan kehidupannya untuk lautan dan isinya..


Salam,
Adil M. Firdaus


Catatan:
- Rangkaian kata didalam tulisan, tidak menggambarkan keutuhan suatu siklus

  pembentukkan air.
- Maknai tulisan secara menyeluruh.

Comments

Popular posts from this blog

Pesona Negeri Bahari, Banda Neira