Roadmap Pengembangan Energi Laut Indonesia
EBTKE--Energi laut merupakan energi baru sekaligus sebagai energi terbarukan sehingga memerlukan beberapa tahapan untuk mencapai tujuannya, selain itu banyak parameter yang belum kita kuasai dengan benar untuk mengaplikasi energi laut tersebut”, demikian disampaikan oleh Kepala Badan Litbang ESDM, FX Sutijastoto dalam sambutannya pada pembukaan Forum Group Discussion (FGD) Roadmap Pengembangan Energi Laut Indonesia di Ruang Auditorium HMS Hartono, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Laut (P3GL), Bandung.
Data menyebutkan bahwa potensi energi laut yang dimiliki oleh Indonesia sebesar > 1 MW sehingga diperlukan target dan langkah-langkah yang sistematis. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah Workshop Energi Laut dan dilanjutkan dengan studi banding.
FGD yang diselenggarakan oleh Badan Litbang ESDM ini merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka Launching Roadmap Pengembangan Energi Laut dan Peta Energi Arus Laut pada 13 Desember 2013 yang bertepatan dengan peringatan Hari Nusantara. FGD bertujuan untuk menyamakan konsep pengembangan energi laut; mengidentifikasi potensi, kebijakan/regulasi dan teknologi; membahas draft roadmap dan pembagian tugas institusi, serta action plan berupa finalisasi roadmap, pembangunan pilot plant, finalisasi/launching peta potensi energi arus laut.
FGD yang dibuka oleh Kepala Badan Litbang ESDM ini dilanjutkan dengan paparan dari Anggota Unsur Pemangku Kepentingan Dewan Energi Nasional (AUPK-DEN) Bidang Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Ir. Mukhtasor, M.Eng, Ph.D dan Kepala P3GL, Susilo Hadi.
“Selama ini kita lebih fokus pada pembangunan daratan saja, padahal Indonesia merupakan negara maritim (perbandingan darat:laut = 30:70), sehingga pemanfaatan energi laut akan memperkuat energi lainnya”, demikian disampaikan oleh AUPK-DEN mengawali paparan bertema Pelaksanaan Kebijakan Energi Laut Indonesia: dariRoadmap Menuju Implementasi. Roadmap regulasi energi laut adalah identifikasi dan kapasitas nasional, standarisasi dan pedoman pengembangan, pengembangan teknologi, pengembangan industri, pengembangan pasar, dampak lingkungan, serta peningkatan kapasitas. Dia juga menyampaikan beberapa catatan penting, diantaranya untuk peta potensi energi laut perlu mengokohkan positioning energi laut dengan energi lain, pengembangan metodologi lebih kepada decision support system untuk para pelaku usaha dan akademis, serta dukungan Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI).
Sementera untuk penyusunan roadmap penyediaan dan pemanfaatan energi laut telah didukung oleh Peraturan Presiden Kebijakan Energi Nasional (KEN) Nomor 5 Tahun 2006 namun sayangnya belum ada energi laut, harus menggambarkan bahwa energi laut sebagai energi baru dan terbarukan (EBT) dan sebagai sumber energi penting di negara kepulauan, perlu menggambarkan jenis energi laut yang akan dikembangkan, serta menggambarkan nilai investasi, sumber daya manusia yang terlibat, dan nilai tambah yang akan diperoleh. Untuk pilot project tidak boleh didekati hanya sekedar ada judul energi laut namun ada peningkatan skala dari kecil hingga besar, serta melakukan kerjasama baik dalam negeri maupun luar negeri.
Pada kesempatan yang sama, Kepala P3GL mengatakan bahwa pada prinsipnya P3GL tidak bisa bekerja sendiri dan pekerjaan energi ini bersifat terbuka sehingga perlu ditambahkan dalam matriks program kegiatan P3GL untuksharing/saling bertukar informasi dan kegiatan hingga pilot project.
Sutijastoto juga menekankan perlu segera dibuatkan pilot project dengan kapasitas total 1-2 MW dalam dua tahun ke depan yang diselaraskan dengan fungsi wilayah. Dengan adanya pilot project tersebut dapat dipenuhi oleh multi energi laut (arus dan gelombang) dalam satu lokasi. Selain itu beliau juga mengingatkan untuk segera menyusun milestone sebagai arah/guidance langkah pencapaian target, membentuk tim (task force) untuk membuat standarisasi perhitungan energi laut dan peta potensi energi laut, perlunya menjaga suasana kondusif para pelaku EBT antara instansi pemerintah dan pasar, dukungan kelembagaan dan kebijakan, mempersiapkan sumber daya manusia yang sesuai untuk mengelolanya, serta dukungan sarana dan prasarana.
Peserta yang turut hadir dalam FGD ini adalah para ahli di bidang lingkungan dan kelautan dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Puslitbang Perusahaan Listrik Negara (PLN), lingkungan akademisi (Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Surabaya (ITS), asosiasi dan swasta. Pembahasan pada sesi kedua lebih mengarah pada pembagian tim (task force) untuk Workshop Energi Laut yang direncanakan akan dilaksanakan pada 24 Oktober 2013 mendatang. Kegiatan workshop yang bertujuan untuk menajamkan Rancangan Roadmap pengembangan Energi Laut (dikembangkan dari Roadmap regulasi Energi Laut) dan Penentuan skala prioritas pengembangan dari jenis-jenis energi laut terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu Tim Roadmap Pengembangan Energi Laut Indonesia dan Tim Penyusunan Peta Potensi Energi Laut Indonesia.
sumber : litbang.esdm.go.id
Comments
Post a Comment