Peresmian Pilot Project Pemanfaatan Limbah Cair Sawit (POME) Untuk Pembangkit Listrik Perdesaan 1 MW

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS
NOMOR: 47/SJI/2014
Tanggal: 16 September 2014


Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo pada hari ini, Selasa (16/9) meresmikan Pilot Project Pemanfaatan Limbah Cair Sawit (POME) untuk Pembangkit Listrik Perdesaan 1 MW di Desa Rantau Sakti Kecamatan Tambusai Utara, Rokan Hulu Propinsi Riau.  Acara ini dihadiri oleh Gubernur Riau, pejabat dari Kementerian dan Instansi Pemerintah terkait, Panglima Kodam I Bukit Barisan, Kapolri Riau, Kepala SKPD terkait tingkat propinsi dan kabupaten, para stakeholder bidang energi baru dan terbarukan, serta tokoh adat masyarakat Riau.

Biomassa adalah jenis energi terbarukan yang tepat untuk penyediaan listrik masa depan, dan akan meningkatkan ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca. Pemanfaatan limbah biomassa yang tersebar di seluruh Propinsi di Indonesia melalui Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Biogas berbasis limbah cair sawit menjadi solusi bagi daerah-daerah yang tidak memungkinkan untuk ditarik jaringan listrik PLN dan sampai saat ini belum mendapat akses listrik PLN.

Wamen ESDM menjelaskan bahwa pemerintah telah menyediakan regulasi dan insentif yang cukup agar energi terbarukan dapat berkembang secara cepat, antara lain termasuk feed in tariff. Kementerian ESDM sedang memfinalisasi revisi kebijakan harga untuk biomassa agar dapat mempercepat implementasinya secara masif.

Proyek percontohan (pilot project) PLT Biogas ini, mempunyai kapasitas terpasang sebesar 1 MW yang digunakan untuk mengalirkan listrik kepada 1.050 keluarga. Kelebihan PLT Biogas berbasis limbah cair sawit antara lain; siap beroperasi secara stabil selama 24 jam; tidak dipengaruhi faktor cuaca; ramah lingkungan; serta listrik yang dihasilkan relatif murah dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis BBM (genset diesel atau PLTD).

Pemanfaatan limbah biomassa menjadi energi dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Potensi biomassa saat ini sebesar 32.654 MW dan baru dikembangkan sebesar 1.716,5 MW. Pengembangan pembangkit listrik berbasis bioenergi (biomassa, biogas, dan sampah kota) yang telah tersambung pada jaringan listrik (on-grid) sampai dengan tahun 2013 mencapai sekitar 90,5 MW, sedangkan yang tidak tersambung jaringan (off-grid) sekitar 1.626 MW. Pada tahun 2014, PLT bioenergi ditargetkan sebesar 56 MW dapat terhubung ke jaringan PLN.

Provinsi Riau dikenal sebagai provinsi penghasil energi terbesar di Indonesia yang terdiri atas minyak bumi, gas bumi, dan kelapa sawit. Memasuki tahun 2014, propinsi Riau memiliki ratio elektrifikasi sebesar 77,56%, sedangkan kabupaten Rokan Hulu sebesar 52,55%. Saat ini, Indonesia memiliki kebun sawit terluas di dunia sebesar 9,27 juta hektar. Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2013, luas lahan perkebunan kelapa sawit di Riau mencapai 2,2 juta ha dengan potensi 6,5 juta ton minyak sawit/tahun dan limbah cair sejumlah 16,25 juta m3. Apabila dimaksimalkan pengolahannya, limbah cair sawit tersebut berpotensi menghasilkan 90 MW listrik dan mengurangi emisi sebesar 568 ribu ton CO2 per tahun. Selain limbah cair, limbah padat dari pabrik kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.

Pembangunan PLT Biogas bermula pada tahun 2012 dari surat usulan pemerintah kabupaten Rokan Hulu perihal permohonan pembangunan pembangkit listrik tenaga biogas berbasis limbah cair sawit yang ditujukan kepada Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi. Selanjutnya, dilakukan studi kelayakan untuk mengetahui kelayakan lokasi sebelum dilakukan pembangunan PLT biogas. Setelah lokasi dinyatakan kelayakannya, dilakukan kesepakatan antara Ditjen EBTKE dan Pemda Rokan Hulu melalui MoU. Untuk menjamin tersedianya cadangan limbah cair sawit, Pemda Rokan Hulu telah melakukan kesepakatan dengan pabrik kelapa sawit PT Arya Rama Prakarsa.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Rida Mulyana mengungkapkan bahwa proyek ini dibangun sejak 2013 dengan menggunakan dana APBN KESDM dengan nilai kontrak sebesar 28 M  dan merupakan kerjasama antara pemerintah pusat c.q Ditjen EBTKE KESDM, pemerintah daerah Kabupaten Rokan Hulu Riau dan pihak swasta Pabrik Kelapa Sawit PT. Arya Rama Prakarsa.  Adapun peran masing-masing antara lain : KESDM mengalokasikan dana APBN untuk pembangunan PLT biogas; Pemda Rokan Hulu menyediakan jaringan listrik kepada masyarakat; PT Arya Rama Prakarsa mengalokasikan limbah cair sawit dari pabrik tersebut untuk bahan baku;  Masyarakat  melalui Badan Usaha Milik Desa bertugas melakukan operasi serta perniagaan listrik kepada penerima manfaat. Badan Usaha Milik Desa ditunjuk oleh Pemda Rokan Hulu.

Kementerian ESDM mendorong Pemda dan pihak swasta dapat melakukan kegiatan serupa dan mereplikasi model kerjasama ini di lokasi lainnya.
 Kepala Pusat Komunikasi Publik

Saleh Abdurrahman

Comments

Popular posts from this blog

Sebuah Filosofi Tentang Air dan Laut

Pesona Negeri Bahari, Banda Neira