Kawasan Taman Wisata Perairan Laut : Menyelami Gili Matra, Lombok, Nusa Tenggara Barat
Gili Meno, Ayer dan Trawangan merupakan kawasan wisata yang sangat popular di Indonesia, bahkan di dunia. Ketiga gili tersebut atau dikenal dengan Gili Matra secara administratif termasuk ke dalam Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Gili Matra memiliki potensi sumberdaya laut dan pesisir yang potensial sebagai kawasan wisata. Perkembangan wisata di Gili Matra yang begitu pesat, tentu akan meningkatkan perekonomian masyarakat Gili Matra terutama pada sektor pariwisata. Kawasan yang sangat potensial ini merupakan bagian dari kawasan konservasi yang dikelola Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan nomenklatur Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra. Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang.
Port view - Gili Trawangan |
Sunset Point - Gili Trawangan |
Bounty Wreck Point - Gili Meno |
Tabel 1. Kontribusi sektor-sektor ekonomi terhadap PDRB
Berdasarkan Tabel 1 diketahui sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang memberikan kontribusi ekonomi yang cukup besar, dengan tren positif dari tahun 2009 sampai tahun 2013. Sektor tersebut dapat memperlihatkan perkembangan pariwisata di Kabupaten Lombok Utara yang terus meningkat secara positif dibandingkan dengan sektor lain. Hal ini juga mengindikasikan perubahan orientasi mata pencaharian masyarakat yang berpindah ke sektor perdagangan, hotel dan restoran. Perkembangan aktivitas pariwisata yang cukup pesat, tentu akan memberikan tekanan terhadap sumberdaya alam Gili Matra. Adanya kelompok swadaya lokal berorientasi kesehatan dan kelestarian lingkungan seperti Meno Lestari ataupun Ecotrust memberikan ruang untuk menahan tekanan aktivitas pariwisata tersebut.
Regulasi yang tepat dan jelas sangat diperlukan dalam pengelolaan kawasan wisata. Kondisi alam yang baik merupakan modal dasar kawasan wisata untuk dapat bertahan. Pengaturan jumlah wisatawan, penangkapan ikan yang ramah atau lestari, dan budidaya karang atau perikanan karang sangat diperlukan untuk menjaga kelestarian alam di Gili Matra. Selain itu, peningkatan kualitas pendidikan masyarakat lokal, tata kelola ruang pantai dan laut, dan sanitasi dan kesehatan umum, serta kearifan lokal juga dibutuhkan Gili Matra agar tetap menjadi destinasi wisata di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Dukungan berbagai stakeholder dan wisatawan yang mengerti kelestarian lingkungan juga sangat penting. Orientasi wisata sudah seharusnya mengarah kepada lestari, berkelanjutan, dan kesejahteraan demi masa depan kawasan wisata dan bangsa.
Oleh:
Adil Mahfudz Firdaus
Sumber:
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 57/Kepmen-KP/2014. Rencana Pengelolaan dan Zonasi Taman Wisata Perairan Pulau Gili Ayer, Gili Meno dan Gili Trawangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2014 – 2034.
Pratiwi, M.A. 2014. Pendekatan Keputusan Taktis (Tactical Decision) untuk Pengelolaan Perikanan dengan Pendekatan Ekosistem di Kawasan Taman Wisata Perairan Gili Matra. Tesis – IPB.
Comments
Post a Comment